6 April 2013
Aku adalah tonggak. Berdiri tegak. Di tanah kerontang. Aku adalah tonggak yang takut akan amukan alam. Aku lemah akan angin. Tak ada rumput dan pohon. Lalu kalian datang bagai hujan. Tiap tetesannya menyapa. Aku tonggak yang tak mengerti. Lalu kalian tunjukan kristal memori. Tanahnya tak lagi kerontang. Dan kalian tumbuhkan rumput hijau. Aku adalah tonggak yang bahagia. Menjelma dan muncul tinggalkan hampa. Lalu kalian tunjukan dunia. Dan aku sapa samudera. Sakralnya hutan rimba. Dan senja cakrawala. Kalian jutaan nama. Yang tonggak kecil punya.
Tapi tonggak tidak seperti tebing. Yang disangga batuan gagah. Tonggak bisa patah. Dan hujan berangsur reda. Tonggak enggan sendiri. Buncahan dari hati rasa sepi tak terperi. Yang hanya bisa tonggak teriakan di tanah kosong tak berpenghuni.
Hanya tonggak.
Bisakah kalian tetap di sini?
Sepi setia menemani dan diri adalah teman sejati.
Tonggak yang sepi.
0 komentar:
Posting Komentar