Selasa, 10 Februari 2015

Melankoli Februari 1

Diposting oleh adeindah di 05.34


Untuk yang tersayang, Gilang Nugraha Kusuma Ardhi;
Dan untuk mereka yang merasa dunia begitu sepi

Rabu, 4 Februari 2015

Akhirnya aku mulai menulis.

Mungkin aku memang perempuan yang bodoh pada akhirnya. Aku berusaha mati-matian untuk meyakinkan diriku bahwa aku bisa menjalani hari-hari penantian. Meyakinkan diriku bahwa selama hari-hari yang harus kulewati tanpa dia akan menjadi hari-hari menyenangkan yang dapat kulalui dengan produktif. Haha, ironis, awalnya aku berlagak bahwa aku bisa menunggunya sembari mempersiapkan tes seleksi guru privat, atau sembari membuat rancangan Pekan Kreatifitas Mahasiswa, atau menyibukkan diri membuat proposal untuk kegiatan Himpunan Mahasiswa, atau, yang paling mayor dari semuanya, mempersiapkan penelitian akhirku, dan yang sedang di depan mata yaitu memperjuangkan Rencana Studi semester 6 yang hingga saat ini aku masih luntang-lantung belum mendapatkan mata kuliah supporting course yang tepat. Nihil, itu semua tidak sanggup mengenyahkan kerinduan yang meluap-luap seperti uap air mendidih dalam bejana.
Cinta itu mengerikan. Sangat mengerikan dan potensial membahayakan. Jika dilihat dari sudut pandang tertentu, tentu saja. Aku tidak bermaksud membuat pernyataan yang mengandung polemik, ada faktanya.

Kembali perihal pengalihan perhatian, ya, kegiatan-kegiatan yang kusebutkan sebelumnya itu, akhirnya sekarang aku mengakuinya sebatas pengalihan perhatian. Sadis. Padahal sebutkan, mana dari kegiata-kegiatan tersebut yang tidak penting? Tidak ada! Dan aku dengan mudahnya mengatakan bahwa mereka semua adalah pengalihan perhatian. Lihat? Satu fakta bahwa cinta itu mengerikan. Berhasil mengacaukan urutan prioritas seseorang. Aku sudah diajarkan membuat jurnal ilmiah, berikut tahapannya, aku pun sudah belajar menyusun rancangan penelitian, atau melakukan ekspedisi ilmiah, menyusun prioritas seharusnya dapat aku lakukan, hal yang sangat krusial seperti itu, menentukan langkah berikutnya dalam kehidupan dan keberhasilanku, berhasil ditaklukan dengan lima huruf tersebut. Jujur saja, kadang aku malu menyebutnya.

Kenapa aku harus malu menyebutnya? Bukan perasaannya yang membuatku malu, tapi keterbukaannya, membuat dunia menyimak kisahku yang tergila-gila akan pria itu membuatku malu. Lalu kenapa aku harus menuliskannya hingga dunia tidak memiliki pilihan lain selain menyimaknya? Karena uap air mendidih dalam bejana itulah! Rindu, sayang, keinginan untuk bertemu, keinginan untuk dapat mendengar suaranya, keinginan untuk dapat melihat sosoknya, semuanya itu membuncah, memaksaku untuk menulis. Jangan anggap remeh aku, atau jangan anggap aku orang yang tidak belajar menahan diri. Satu lagi fakta bahwa cinta itu mengerikan. Dia berhasil membuatku menuliskan ini semua, ketika di saat yang bersamaan aku pun malu menuliskannya. Di saat yang bersamaan pula lah ia merengek, memanja, memaksa, memintaku untuk memperlihatkan pada dunia, betapa aku mencintainya.

Aku tidak sanggup mengatakan padanya semua tulisan-tulisan ini, tapi aku ingin dunia yang menyampaikannya.

Lihat, betapa mengerikannya.

Ia berhasil membuatku sebegini gila mencintainya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Muktamarianti's Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review

White Cat's Paw